A Man Called Ove
 Di Semi Palar, ada kegiatan rutin membaca buku di hari jumat yang dinamakan Jabawaskita. Aku akan menceritakan sebuah buku yang aku baca di kegiatan ini. Judulnya "A Man Called Ove", penulisnya adalah Fredrik Backman. Berikut sinopsis bukunya: 

Ove bukan tipe lelaki yang menuliskan puisi atau lagu cinta saat kencan pertama. Dia juga bukan tetangga yang akan menyambutmu di depan pagar sambil tersenyum hangat. Dia lelaki antisosial dan tidak mudah percaya kepada siapa pun. Seumur hidup, yang dipercayainya hanya Sonja yang cantik, mencintai buku-buku, dan menyukai kejujuran Ove. Orang melihat Ove sebagai lelaki hitam-putih, sedangkan Sonja penuh warna. Tak pernah ada yang menanyakan kehidupan Ove sebelum bertemu Sonja.  Namun bila ada,  dia akan menjawab bahwa dia tidak hidup.  Sebab, di dunia ini yang bisa dicintainya hanya tiga hal: kebenaran, mobil Saab, dan Sonja.

Aku adalah tipe orang yang susah membaca buku. dan hanya bisa membaca hingga tamat bila aku suka bukunya. Saat aku membaca buku ini, aku tertarik. Ada bagian yang mengharukan, menyenangkan, dan membuat kita kasihan kepadanya. 


“Kita merasa gentar terhadap kematian, tapi sebagian besar dari kita merasa paling takut jika kematian itu membawa pergi orang lain. Sebab yang selalu menjadi ketakutan terbesar adalah jika kematian itu melewatkan kita. Dan meninggalkan kita di sana sendirian.” –A Man Called Ove, hlm. 425


Comments

  1. Bagus! Tolong tambahkan detail bukunya. Ukuran buku, jumlah halaman, soft cover/hard cover, penerbit, tahun terbit.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts