Catatan Nyaba Lembur
Hari
Selasa, 29 Maret 2016
Kami berangkat Nyaba
Lembur ke kampung Babakan Ranca. Kami berangkat menyewa angkot Sederhana-Cimindi
dan berangkat jam 8 pagi. Kami awalnya melewati tol lalu sesudah keluar tol
kami melewati Bojongsoang yang daerahnya suka banjir. Kelompok angkotku yaitu
Hana, Carenza, Arga, Bening, Reza, Fey, kami ditemani Kak Steva dan Kak Wienny.
Aku duduk di dekat kaca belakang.
kami sampai jam 11-an
dan saat melihat suasana sekitar aku senang karena dikelilingi tanaman-tanaman dan
gunung. Setelah sampai foto-foto, ambil barang, lalu masuk ke desa itu melewati
jalan kecil. Sampai lah di Basecamp
tepatnya di rumah Kang Uus, di sebuah rumah panggung. Disana kami beristirahat
dan disediakan teh tawar panas yang rasanya sangat enak sampai aku menambah 6
kali, karena suasana di desa itu dingin, dan sangat enak bila kami minum yang
panas. Di rumah panggung itu kami menunggu hujan reda agar bisa bertemu keluarga
angkat masing-masing. Dan kami diberi surat tugas yang isinya Bahasa Sunda dan
salah satu tugasnya kita harus menerjemahkan surat tugas itu menjadi Bahasa
Indonesia.
Karena hujan
berhentinya lama, jadi kami memaksakan untuk jalan ke rumah masing-masing, dan
pakaianku semuanya basah. Sesampainya disana aku berkenalan dengan orang tua
angkat aku. Namanya Ibu Ai, dia mempunyai suami tetapi sedang sakit lambung dan
sakit kaki. Ibu Ai sendiri adalah ibu rumah tangga yang bekerja juga dikebon
yang menanam kentang dan kol. Penghasilannya Rp25.000,00 sampai Rp30.000,00 per
harinya. Sedangkan suaminya punya ternak sapi tapi tidak mampu lagi mengurus
karena sakit sehingga sapi-sapi itu pun dijual dan diurus orang lain.
Di rumah aku menjemur
pakaianku yang basah dan salah satunya yang basah adalah surat tugas, karena
sangat basah sampai tidak bisa terbaca tulisannya. Setelah itu aku ganti baju
dan beristirahat sebentar lalu makan. Makanannya enak sekali,diantaranya adalah
mie goreng pakai kol, semur ayam, telur ceplok, bala-bala, kentang tumbuk yang
diberi bumbu. Lalu aku jajan di warungnya Ibu Ai dan beli teh manis. Setelah
bersih-bersih kita disuruh kumpul lagi di basecamp
pada jam 2.
Di basecamp, kami diminta untuk ceritakan
bagaimana suasana rumahnya, orang tua angkatnya, dan keadaannya. Setelah
mengobrol kita diberi tugas lagi. Tugas yang dikasih kakak yaitu harus
mengenali tetangga sekitar, membuat KTP sementara, dan gali lebih dalam tentang
keluarga angkat masing-masing. Aku pun mengerjakannya di jurnal pengamatanku,
teman kelompok kerjaku adalah Arga dan Hana. Walaupun kami terkadang berpisah,
tetapi suka membahas hasil masing-masing dan berbagi. Selain dibagikan tugas,
kami juga diminta untuk berkumpul lagi pada jam 4 sore dan jam setengah 8 malam
sebelum semuanya tidur, begitu pun hari ke depannya kami juga kumpul pada jam
2, jam 4, dan jam setengah 8.
Setelah melakukan
banyak kegiatan termasuk tugas juga, kita kumpul lagi jam 4 dan kumpul jam 8
malam. Suasananya sangat dingin tetapi belum terlalu kedingian, karena katanya
besok Shubuh atau jam 5an pagi pasti jauh lebih dingin. Pertemuan di basecamp hari pertama akhirnya sudah
beres. Semua langsung istirahat, tidak ada yang kumpul lagi di rumah teman dan
semua tidur.
Malam pertama aku
tidur, cukup susah dan mengesalkan. Karena saat aku datang kerumah orang tua
angkatku, aku sangat ngantuk dan akhirnya tidur langsung. Aku sudah senang saja
karena bisa tidur dan berharap bisa bangun di pagi hari dan tidurnya nyenyak.
Dan ternyata, aku terbangun jam 11:30 dan kesal karena tidak mengantuk lagi.
Kebetulan teman kamarku Fauzan dan Arga sama seperti aku, mereka susah tidur di
hari pertama menginap di rumah orang. Tapi saat jam 11:30 itu semuanya sedang tidur, aku pun berusaha
pejamkan mata dan setelah lumayan lama aku pun tertidur. Pada jam 6 pagi, Kak
Koben membangunkanku dan memberi kertas untuk menggambar peta kampung, setelah
aku bangun aku membangunkan Fauzan dan Arga.
Hari
Rabu, 30 Maret 2016
Semua kelompok diberi
tugas yaitu harus membantu keluarga angkat masing-masing. Bila keluarga angkatnya
adalah petani, harus ikut bertani, dan banyak tugas yang lainnya. Orang tua
angkatku sendiri mempunyai warung, dan pekerja di kebun. Tetapi saat itu Ibu Ai
tidak bisa ke kebon, karena harus mengerjakan sesuatu dan panas jika ke
kebonnya pagi-pagi.Lalu karena itu saat siang ke sore kami sekelompok
(Anjasmoro) pergi ke kebon untuk berkegiatan.
Di kebun sangat asyik
dan kami bisa dapat banyak pelajaran. Disana kita semua berpencar, tapi tidak
semua memisah. Aku sampai melewati batas semak-semak sampai ke lahan pertanian
lain. Disana aku dan sebagian temanku jalan-jalan dan mengajak ngobrol petani
yang sedang beristirahat. Walaupun aku tidak diawasi kakak, bukan berarti aku
main-main saja, tapi membantu dan menanyakan orang disekitar tentang desa dan
pertanian ini. Ada orang yang sudah berumur, dia sedang melihat kentangnya dan
kami ajak bicara mengenai suasana sekitarnya. Dia bilang ia hampir menginjak
semua daerah di Indonesia sampai ia mengetahui bagian/daerah di sekitar
Bandung. Setelah dari sana, kami mendatangkan daerah yang ramai juga dan ikut
membantu mencabut daun bawang. Dan ternyata berkegiatan di sawah itu
menyenangkan. Setelah kegiatannya usai, kami cuci kaki, dan balik ke rumah
masing-masing.
Setelah itu saat kita
kumpul lagi jam 4 sore, kita bertemu Kang Uus. Ia adalah orang yang ikhlas
mengurus desa ini dan mencari solusi dari kekurangan disekitarnya. Kang Uus
sudah menaiki gunung di dekat Kampung Babakan Ranca dan menemukan 6 air mata.
Kang Uus bercerita tentang desa ini dan berbagi ilmu. Ternyata desa ini adalah
desa termiskin di Kabupaten Bandung, karena lahan untuk mencari uangnya dipakai
oleh perusahaan dan ada juga yang punya pemerintah. Sehingga hanya 3% yang bisa
dipakai untuk bekerja, sedangkan 3% itu penuh karena dibangun rumah warga.
Dan saat aku pulang,
Ibu Ai menawarkanku untuk makan. Kebetulan aku sedang lapar dan aku pun makan
bersama Arga, Fauzan datang belakangan. Selanjutnya hari itu hampir sama
seperti hari pertama, kami berkumpul lagi di basecamp sebelum tidur dan balik ke tempat masing-masing. Hari ke-2
ini aku sangat bersyukur karena pada malam harinya aku sangat lelah dan ngantuk
sehingga bisa tidur cepat dan bangun di pagi hari (walaupun masih dibangunkan).
Hari
Kamis, 31 Maret 2016
Aku bangun jam 6 dan sangat dingin,
suhunya sekitar 15°C. Lalu aku langsung cuci muka dan jalan ke kandang sapi. Disana kita mengantri untuk memeras susu sapi. Ternyata rasanya
menyenangkan dan geli. Setelah memerah susu sapi, kita diminta untuk mandi dan
membereskan tas masing-masing untuk pulang. Setelah mandi dan beres-beres, kami
kumpul lagi di basecamp dan
foto-foto, perpisahan, setelah itu baru jalan melewati seluruh keluarga angkat
Kelompok Anjasmoro lalu berpamitan dan mengambil barang yang sudah dibereskan.
Setelah melewati semua rumah keluarga angkat, kami mulai jalan menuju luar
desa. Kita jalan lama dan memasuki kebun teh yang berjajar rapi. Kami melihat
tanjakan diantara tumbuhan lalu kami naik ke atas, setiap satu tanjakan istirahat,
dan seterusnya hingga kami mencapai kaki gunung wayang atau disebut juga puncak
kebun teh. Kami berfoto di saung yang berada di tempat yang sangat tinggi.
Darisana seperti yang
Kak Koben katakan bahwa akan ada jalan menurun yang menantang, kami pun
melewatinya dan aku jatuh 2 kali karena licin, tidak seimbang, dan berat. Kita
sudah melihat Danau Cisanti-nya dan sangat tidak sabar menyampai sana. karena
tidak bisa masuk dari sela-sela tanaman, kami pun melewati jalan raya dan masuk
dari pintu depan Danau Cisanti. Minumku sudah habis di puncak kebun teh, oleh
karena itu aku ingin beli minum dulu di jalan raya sebelum sampai ke
Situcisanti. Karena Kak koben tidak bawa minum, aku dan Kak Koben membeli minum
bersama.
Setelah membeli
minum, kami jadi yang terakhir sampai. Aku menyimpan barang-barangku di angkot
yang sudah datang. Setelah itu kami masuk dan sangat senang disana, Aku, Toby,
Reza, dan Kak Koben yang duluan jalan ke area kita berenang di danau. Awalnya
hanya Kak Koben dan Toby yang masuk ke danau, tetapi aku pikir sayang juga kalau
aku tidak berenang. Lalu aku dan Reza masuk ke Danau, disusul teman-teman
lainnya. Tapi setelah itu sangat mengesalkan karena harus jalan jauh untuk
ambil barang di angkot dan aku pikir harus balik lagi untuk bilas. Tapi
ternyata ada kamar mandi di dekat tempat parkir, lalu aku mandi dan ganti baju
di kamar mandi yang dekat.
Setelah itu kami
sudah beres semua, kami masuk-masukan barang ke angkot semuanya dan pulang. Aku
kali ini duduk di depan karena tidak mau mual dan ingin bisa tidur. Di jalan aku
tidur dan bangunnya di Baleendah dan setelah bangun aku hanya berintraksi
dengan supir angkot. Saat masuk gerbang tol pasteur kami menghabiskan waktu 30
menit sendiri karena macet dan lampu merahnya lama.
Kami sampai di sore hari ke sekolah dan
akhirnya bertemu keluarga masing-masing lagi. Aku dijemput dan langsung pulang.
Alhamdulillah perjalanan Nyaba Lemburku selesai dan aku bisa beristirahat di
rumahku sendiri setelah 3 hari.
Comments
Post a Comment